Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh pada tanah hak. Ini adalah bentuk dari kearifan lokal petani dalam pemanfaatan lahan. Bentuk-bentuk HR bisa berupa monokultur maupun agroforestry. Bisa saya pastikan bahwa model agroforestry lebih banyak dibangun oleh petani menengah ke bawah sedangkan model monokultur dibangun oleh petani kaya yang tanahnya luas.
Berkembangnya hutan rakyat yang pesat tidak lepas dari faktor species tanaman yang marketable dan mampu diserap oleh industri kayu bahkan cenderung lebih besar demmand daripada supply. Species apakah yang marketable tersebut?
1. Sengon
Hingga saat ini sengon masih merupakan raja Hutan Rakyat di Jawa Timur. Entah sudah berapa besar multiefek sengon terhadap pertumbuhan ekonomi di tingkat petani sampai industri finish wood working, mungkin setara dengan Jati.
2. Jati
Jati lebih favorit untuk daerah yang berkapur, tepatnya Jawa Tengah dan sekitarnya. Akses lahan yang terbatas dan pertumbuhan industri kayu juga masih minim. Yang berkembang justru industri mebel. Perhutani yang diberi lahan negara lebih menguasai spesies ini mulai dari pemuliaan tanaman sampai market, sedangkan untuk Hutan Rakyatnya sangat jauh perbedaannya.
3. Tanaman keras lain (mahoni, gmelina, pinus, dsb)
Jenis-jenis ini lebih banyak merupakan pembatas lahan maupun tanaman campuran.
4. Balsa
Belum banyak yang mengenal Kayu Balsa. Jenis ini lebih dikenal petani hutan rakyat Jawa Timur bagian Timur daripada wilayah lain. Pertama kali petani menanam jenis ini karena "bujukan" perusahaan kayu dengan sistem kemitraan. Setelah melewati sejarah yang mengecewakan, namun jenis ini patut dilirik oleh petani HR.
Sengon Vs Balsa
Sengon mencapai lingkar batang 90-100cm pada umur 6-7 tahun. Atau riap lingkar batang kurang lebih 15 cm/tahun.
Harga pohon sengon pada lingkar batang tersebut sudah Rp. 500.000/pohon.
Pada umur 3-4 tahun lingkar batang sengon sekitar 45-60 cm atau diameter 15-20 cm bagian pangkal. Pada umur ini sengon sudah bisa dijual tetapi harga dibawah 40.000/pohon.
Pohon sengon pernah diserang penyakit yang mematikan yaitu Gall atau kanker yang menyerang batang, cabang, daun menyebabkan pohon mati perlahan. Penyakit ini menyerang hampir 100% species sengon di Jawa dan sampai sekarang belum ditemukan obatnya.
Balsa merupakan jenis yang paling cepat pertumbuhannya dibanding species hutan rakyat lainnya. Riap/pertumubuhan lingkar batang mencapai 25-30 cm/tahun. Pada umur 4 tahun rata-rata lingkar batang sudah 100 cm. Harga balsa masih jauh dengan sengon sekitar 50% nya. Tetapi pertumbuhannya yang cepat merupakan nilai plus sehingga petani bisa mendapat uang lebih awal dibanding menanam sengon. Jika pada 4 tahun pohon balsa dihargai Rp.200.000/pohon sedangkan sengon umur 4 tahun masih sekitar 50.000/pohon. Tetapi apabila menebang balsa lebih dari 4 tahun tentunya lebih menguntungkan menanam sengon karena pada umur 6-7 sengon sudah berharga 2xlipat balsa.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi budidaya pohon balsa pada masa mendatang perlu lebih ditingkatkan karena potensi market jenis ini akan sangat baik seiring meningkatnya kebutuhan industri terhadap bahan baku kayu.
Bagi yang berminat mengembangkan pohon balsa ada perusahaan yang siap bekerja sama atau menampung hasil panen secara kontinu dengan harga bersaing. Sebagai referensi sibalsa.com adalah perusahaan kayu yang konsisten mengembangkan jenis ini selain perusahaan lain yang sifat kebutuhan akan balsa masih musiman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar